FRAKTUR OS.MANDIBULARIS
DEFENISI
Rusaknya
kontinuitas tulang mandibular yang dapat disebabkan oleh trauma baik secara langsung atau tidak langsung.
PATOFISIOLOGI
Penyebab fraktur adalah trauma
Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan
oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa
yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :
·
Osteoporosis Imperfekta
·
Osteoporosis
·
Penyakit metabolik
TRAUMA
Trauma, yaitu benturan pada tulang.
Biasanya penderita terjatuh dengan posisi dagu langsung terbentur dengan benda
keras (jalanan).
TANDA
DAN GEJALA
·
Nyeri hebat di tempat fraktur
·
Tak mampu menggerakkan dagu
bawah
·
Diikuti tanda gejala fraktur
secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur
terbuka, deformitas.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
·
X.Ray
·
Bone scans, Tomogram, atau MRI
Scans
·
Arteriogram : dilakukan bila
ada kerusakan vaskuler.
·
CCT kalau banyak kerusakan
otot.
PENATALAKSANAAN
MEDIK
·
Konservatif : Immobilisasi,
mengistirahatkan daerah fraktur.
·
Operatif : dengan pemasangan
Traksi, Pen, Screw, Plate, Wire ( tindakan Asbarg)
RENCANA
KEPERAWATAN
Prioritas
Masalah
·
Mengatasi perdarahan
·
Mengatasi nyeri
·
Mencegah komplikasi
·
Memberi informasi tentang
kondisi, prognosis, dan pengobatan
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1.
|
Potensial
terjadinya syok sehubungan dengan perdarah-an yang banyak
|
INDENPENDEN:
·
Observasi tanda-tanda vital.
·
Mengkaji sumber, lokasi, dan
banyak- nya per darahan
·
Memberikan posisi supinasi
·
Memberikan banyak cairan
(minum)
KOLABORASI:
·
Pemberian cairan per infus
·
Pemberian obat koagulan sia
(vit.K, Adona) dan peng- hentian perdarahan dengan fiksasi.
·
Pemeriksaan laboratorium (Hb,
Ht)
|
·
Untuk mengetahui tanda-tanda
syok sedini mungkin
·
Untuk menentukan tindak an
·
Untuk mengurangi per darahan
dan mencegah ke-kurangan darah ke otak.
·
Untuk mencegah ke ku-rangan
cairan
(mengganti cairan yang hilang)
·
Pemberian cairan per infus.
·
Membantu proses pem-bekuan
darah dan untuk meng hentikan perdarahan.
·
Untuk mengetahui kadar Hb, Ht
apakah perlu trans-fusi atau tidak.
|
2.
|
Gangguan rasa
nyaman:
Nyeri sehubungan dengan perubahan fragmen tulang,
luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas
|
INDEPENDEN:
·
Mengkaji karakteristik nyeri
: lokasi, durasi, inten-sitas nyeri dengan meng-gunakan skala nyeri (0-10)
·
Mempertahankan immobi-lisasi
(back slab)
·
Berikan sokongan (support)
pada ektremitas yang luka.
·
Menjelaskan seluruh pro-sedur
di atas
KOLABORASI:
·
Pemberian obat-obatan
analgesik
|
·
Untuk mengetahui ting-kat
rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis tindak annya.
·
Mencegah pergeseran tu-lang
dan pe- nekanan pada jaring- an yang luka.
·
Peningkatan vena return,
menurunkan edem, dan me- ngurangi nyeri.
·
Untuk mempersiapkan men-tal
serta agar pasien ber-partisipasi pada setiap tin-dakan yang akan dilakukan.
·
Mengurangi rasa nyeri
|
3.
|
Potensial
infeksi sehubungan dengan luka terbuka.
|
INDEPENDEN:
·
Kaji keadaan luka
(konti-nuitas dari kulit) terhadap ada- nya: edema, rubor, kalor, dolor,
fungsi laesa.
·
Anjurkan pasien untuk tidak
memegang bagian yang luka.
·
Merawat luka dengan
meng-gunakan tehnik aseptik
·
Mewaspadai adanya keluhan
nyeri mendadak, keterba-tasan gerak, edema lokal, eritema pada daerah luka.
KOLABORASI:
·
Pemeriksaan darah : leokosit
Pemberian obat-obatan :
·
antibiotika dan TT (Toksoid
Tetanus)
·
Persiapan untuk operasi
sesuai indikasi
|
·
Untuk mengetahui tanda-tanda
infeksi.
·
Meminimalkan terjadinya
kontaminasi.
·
Mencegah kontaminasi dan
kemungkinan infeksi silang.
·
Merupakan indikasi adanya
osteomilitis.
·
Lekosit yang meningkat
artinya sudah terjadi proses infeksi
·
Untuk mencegah kelan-jutan
terjadinya infeksi. dan pencegah an tetanus.
·
Mempercepat proses
pe-nyembuhan luka dan dan penyegahan peningkatan infeksi.
|
4.
|
Gangguan
aktivitas s/d keru-sakan neuromuskuler ske-letal, nyeri, immobilisasi.
|
INDEPENDEN:
·
Kaji tingkat im- mobilisasi
yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang immobilisasi ter-
sebut.
·
Mendorong parti- sipasi dalam
aktivitas rekreasi (menonton TV, membaca kora, dll).
·
Menganjurkan pasien untuk
melakukan latihan pasif dan aktif pada yang cedera maupun yang tidak.
·
Membantu pasien dalam
perawatan diri
·
Auskultasi bising usus,
monitor kebiasaan elimi-nasi dan menganjurkan agar b.a.b. teratur.
·
Memberikan diit tinggi
protein , vitamin , dan mi- neral.
KOLABORASI :
·
Konsul dengan bagi- an
fisioterapi
|
·
Pasien akan mem- batasi gerak
karena salah persepsi (persepsi tidak proporsi-onal)
·
Memberikan kesempatan untuk
mengeluarkan energi, memusatkan perhatian, me-ningkatkan perasaan me-ngontrol
diri pasien dan membantu dalam mengu-rangi isolasi sosial.
·
Meningkatkan aliran darah ke
otot dan tulang untuk me- ningkatkan tonus otot, mempertahankan mobilitas
sendi, mencegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang tidak digunakan.
·
Meningkatkan kekuatan dan sirkulasi
otot, meningkat-kan pasien dalam me- ngontrol situasi, me- ningkatkan kemauan
pasien untuk sembuh.
·
Bedrest, penggunaan
anal-getika dan perubahan diit dapat menyebabkan penu-runan peristaltik usus
dan konstipasi.
·
Mempercepat proses
pe-nyembuhan, mencegah pe-nurunan BB, karena pada immobilisasi biasanya
terjadi penurunan BB (20 - 30 lb).
·
Catatan : Untuk sudah
dilakukan traksi.
·
Untuk menentukan program
latihan.
|
5.
|
Kurangnya
pengetahuan ttg kondisi, prognosa, dan pengo- batan sehubungan dengan kesalahan
dalam pe- nafsiran, tidak familier dengan sumber in- formasi.
|
INDEPENDEN:
·
Menjelaskan tentang ke-lainan
yg muncul prognosa, dan harapan yang
akan datang.
·
Memberikan dukung an
cara-cara mobili- sasi dan ambulasi sebagaimana yang dianjurkan oleh bagi- an
fisioterapi.
·
Memilah-milah aktif- itas
yang bisa mandiri dan yang harus dibantu.
·
Mengidentifikasi pe- layanan
umum yang tersedia seperti team rehabilitasi, perawat keluarga (home care)
·
Mendiskusikan tentang
perawatan lanjutan.
|
·
Pasien mengetahui kondisi
saat ini dan hari depan sehingga pasien dapat menentu kan pilihan..
·
Sebagian besar fraktur
memerlukan penopang dan fiksasi selama proses pe- nyembuhan sehingga
keterlambatan pe- nyembuhan disebab- kan oleh penggunaan alat bantu yang
kurang tepat.
·
Mengorganisasikan kegiatan
yang diperlu kan dan siapa yang perlu menolongnya. (apakah fisioterapi,
perawat atau ke- luarga).
·
Membantu meng- fasilitaskan
perawa- tan mandiri memberi support untuk man- diri.
·
Penyembuhan fraktur tulang
kemungkinan lama (kurang lebih 1 tahun) sehingga perlu disiapkan untuk
perencanaan perawatan lanjutan dan pasien koopratif.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar