Kamis, 30 Agustus 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR

Pengertian  :
Hilangnya kesinambungan (kontinyuitas) substansi tulang dengan atau tanpa pergeseran fragmen-fragmen tulang.

Penyebab  :
  1. Trauma :
·         Langsung
·         Tak langsung
  1. Stress  ( tekanan yang berulang )
  2. Pathologis  ( osteoporosis )

Kategori  :
1.      Fraktur terbuka  : fraktur yang mengakibatkan tulang menembus kulit ( resiko infeksi besar ).
2.      Fraktur tertutup  : fraktur yang tidak mengakibatkan terjadinya hubungan tulang dengan dunia luar.

Faktor predisposisi :
  1. Usia.
  2. Jenis kelamin.
  3. Pathologis.

Tipe - tipe fraktur  : lihat gambar.

Tanda klasik fraktur :

1.      Nyeri
2.      Perubahan bentuk
3.      Bengkak
4.      Peningkatan temperatur lokal
5.      Pergerakan abnormal.
6.      Krepitasi
7.      Kehilangan fungsi

Tatalaksana

1.      Reduksi, untuk memperbaiki kesegarisan tulang  (menarik)
2.      Immobilisasi, untuk mempertahankan posisi reduksi dan memfasilitasi union   (eksternal  ® gips, traksi, fiksasi  eksternal. Internal  ®  nail  & plate).
3.      Rehabilitasi, mengembalikan ke fungsi semula.

Tahap-tahap penyembuhan tulang

1.      Stadium Pembentukan hematom
·         Hematom terbentuk dari darah yang mengalir yang berasal dari pembuluh darah yang robek.
·         Hematom dibungkus oleh jaringan lunak sekitarnya (periosteum dan otot)
·         Terjadi pada 1 -  2  X 24 Jam.

2.      Stadium proliferasi Sel
·         Sel-sel berperoliferasi dari lapisan dalam periosteum, disekitar lokasi fraktur.
·         Sel-sel ini prekursor osteoblas.
·         Sel-sel ini aktif tumbuh kearah fragmen tulang.
·         Terjadi setelah hari ke dua.

3.      Stadium pembentukan kallus.
·         Osteoblast membentuk tulang lunak ( kallus ).
·         Kallus memberikan rigiditas pada fraktur.
·         Terlihat massa kallus pada  X Ray  ®   fraktur telah menyatu.
·         Terjadi 6 - 10 hari setelah kecelakaan.

4.      Stadium Konsolidasi (Kalsifikasi)
·         Kallus mengeras dan terjadi proses  konsolidasi, fraktur teraba telah menyatu.
·         Secara bertahap menjadi tulang mature
·         Terjadi pada minggu ke 3 - 10 setelah kecelakaan.

5.      Stadium Remodelling.
·         Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada lokasi bekas fraktur.
·         Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklast
·         Pada anak - anak remodelling dapat sempurna,  dewasa masih ada tanda penebalan.

Komplikasi
Umum
·         Syok
·         Infeksi
·         Crush syndrom  pada otot
·         Emboli lemak

Dini
·         Cedera syaraf
·         Cedera arteri
·         Compartemen syndrome
·         Cedera kulit & jaringan lunak

Lanjut
·         Delayed  Union
·         Atrofi
·         Nekrosis

PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

Data Subyektif   :

·         Data biologis,  Umur, jenis kelamin, pekerjaan.
·         Pengkajian dapat difokuskan pada adanya nyeri, kekakuan, kram, sakit pinggang, kemerahan, deformitas, terbatasnya pergerakan (ROM), gangguan sensasi dan faktor lain yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
·         Cara PQRST :
Þ    Provokatif / palliatif  : apa penyebabnya dan apa yang membuat keluhan bertambah ringan atau bertambah berat.
Þ    Quality / Quantity  : bagaimana rasanya, kelihatannya dan seberapa besar.
Þ    Region / Radiation : dimana dan apakah menyebar.
Þ    Severity  : apakah mengganggu aktifitas sehari-hari atau seberapa parah pada skala 1 - 10.
Þ    Timing   : kapan mulainya, seberapa sering hal ini dirasakan dan apakah munculnya tiba-tiba atau seketika.

Data obyektif   :

·         Pengkajian fisik sistematik
·         Inspeksi dan palpasi ROM dan kekuatan otot.
·         Pengukuran kekuatan otot  0 - 5.
·         Duduk, berdiri dan berjalan
·         Kelemahan otot, deformitas.

Prosedur diagnostik

·         Roentgenography  ( X - ray )
·         CT Scan
·         Bone Scaning
·         MRI (magnetic Resonance Imaging)
·         EMG  (Elektro MyoGraphy)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN FRAKTUR

No
Diagnosa Keperawatan/Data penunjang
Tujuan/ kriteria
Rencana tindakan
1.
Gangguan perfusi perifer sehu-bungan dengan berkurangnya aliran darah akibat adanya trauma jaringan/tulang

Data penunjang  :
·         Daerah perifer pucat / sianosis.
·         Pengisian kapiler darah yang trauma  > 5 detik.
·         Daerah perifer dengin.

Tujuan  : Perfusi perifer dapat dipertahankan.

Kriteria  :
·         HR. 60 - 100 x per menit.
·         Kulit hangat sensori normal.
·         Sistolik 100 - 140 mmHg.
·         RR. 16 - 24 x per menit.
·         Urine out put 30 - 50 cc per jam.
·         Pengisian kapiler 3 - 5 detik.

·         Observasi ada/tidak kualitas nadi perifer dan bandingkan dengan pulses normal.
·         Kaji adanya gangguan pe-rubahan motorik/sensorik.
·         Pertahankan posisi daerah yang fraktur lebih tinggi kecuali bila ada kontra indikasi untuk meningkatkan aliran vena dan menghilangkan udema.
·         Observasi adanya tanda iskemia daerah tungkai seperti, pe-nurunan suhu, dingin dan pe-ningkatan rasa sakit.
·         Dorong klien untuk melakukan mobilisasi secepatnya sesuai indikasi untuk meningkatkan sirkulasi,  mengurangi terjadi-nya trombus terutama pada ektremitas bagian bawah.
·         Observasi tanda vital, catat dan laporkan bila ada gejala sia-nosis, dingin pada kulit dan gejala perubahan status mental.
·         Kerja sama dengan Tim kesehatan :
à         Pemeriksaan laboratorium ; Hb, Ht
à         Pemberian cairan parentral, tranfusi darah bila perlu.
à         Pemberian obat.
à         Persiapan operasi bila perlu.

2.
Nyeri sehubungan dengan gese-ran/pergerakan fragmen tulang.

Data penunjang :
·         Nyeri saat digerakkan.
·         Bengkak pada lokasi fraktur.
·         Spasme otot.

Tujuan : Nyeri berkurang, dan dapat diatasi.

Kriteria :
·         Klien tidak mengeluh nyeri.
·         Pembengkakan hilang atau berkurang.
·         Otot relaksasi.


·         Mengkaji keadaan nyeri yang meliputi : lokasi, intensitas, lamanya, skala nyeri  1 - 10.
·         Batasi pergerakan pada daerah fraktur, klien harus bed rest.
·         Tinggikan dan sokong ekstremitas yang mengalami fraktur.
·         Observasi perubahan tanda vital.
·         Berikan alternatif perubahan posisi secara periodik.

·         Ajarkan pasien tehnik relaksasi nafas dalam dan tehnik distraksi untuk mengurangi rasa sakit pada skala nyeri  <  5.
·         Berikan penjelasan terhadap klien setiap prosedur yang akan dilakukan.
·         Kerja sama dengan Tim Medis : Pemberian obat analgetika.

3.
Keterbatasan aktifitas peme-nuhan kebutuhan sehari-hari se-hubungan dengan immobilisasi, kerusakan neuromuskuler, nye- ri.

Data penunjang :
·         Klien terpasang gips / traksi.

Tujuan  :  Aktifitas sehari-hari tetap terpenuhi.

Kriteria :
·         Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari, se-suai dengan pembatasan gerak oleh gips seperti makan, minum, b.a.b, b.a.k dan mandi.

·         Jelaskan aktifitas-aktifitas apa yang dapat dikerjakan sendiri oleh klien dan apa yang perlu dibantu oleh perawat.
·         Bantu untuk pemenuhan ke-butuhan sehari-hari yang tidak dapat dilakukan klien.
·         Ajarkan dan anjurkan untuk la-tihan aktif pada kaki yang cedera dan yang normal, je-laskan bahwa latihan dapat mencegah terjadinya kom-plikasi, meningkatkan ke-sembuhan.
·         Ajarkan tehnik relaksasi.

4.
Potensial infeksi sehubungan de-ngan adanya luka fraktur terbu-ka.

Data penunjang  :
·         Adanya luka pada daerah fraktur.

Tujuan  : Infeksi tidak terjadi.

Kriteria :
·         Penyembuhan luka sem-purna.
·         Tidak ada tanda infeksi.
·         Bagian yang fraktur/luka dapat berfungsi seperti semula.

·         Observasi adanya tanda-tanda infeksi pada lokasi luka (kemerahan, bengkak dan rasa sakit)
·         Observasi adanya peningkatan HR, anemia, delirium dan penurunan kesadaran berlanjut.
·         Observasi penampilan kulit ; pucat, kemerahan, adanya vesikel yang berisi cairan berwarna merah dan adanya gejala-gejala awal gas gangren.
·         Monitor  output urine.
·         Observasi keadaan luka, ganti balutan secara teratur dengan tehnik septik aseptik dan buang bekas ganti balutan dalam plastik yang diikat.
·         Kerja sama dengan Tim kesehatan  :
à         Pemberian cairan parentral.
à         Observasi tindakan invasif
à         Pemberian antibiotika.



No
Diagnosa Keperawatan/Data penunjang
Tujuan/ kriteria
Rencana tindakan
1.
Gangguan per-fusi perifer se-hubungan de-ngan berkurang nya aliran da-rah akibat ada nya trauma ja-ringan/tulang

Data penunjang  :
·         Daerah perifer pucat / sianosis.
·         Pengisian ka-piler darah yang trauma  > 5 detik.
·         Daerah peri-fer dengin.

Tujuan  : Perfusi perifer dapat diper-tahankan.

Kriteria  :
·         HR. 60 - 100 x per menit.
·         Kulit hangat sen-sori normal.
·         Sistolik 100 - 140 mmHg.
·         RR. 16 - 24 x per menit.
·         Urine out put 30 - 50 cc per jam.
·         Pengisian kapiler 3 - 5 detik.

·         Observasi ada/tidak kualitas nadi perifer dan bandingkan dengan pulses normal.
·         Kaji adanya gangguan pe-rubahan motorik/sensorik.
·         Pertahankan posisi daerah yang fraktur lebih tinggi kecuali bila ada kontra indikasi untuk meningkatkan aliran vena dan meng-hilangkan udema.
·         Observasi adanya tanda iskemia daerah tungkai seperti, penurunan suhu, dingin dan peningkatan rasa sakit.
·         Dorong klien untuk mela-kukan mobilisasi secepatnya sesuai indikasi untuk me-ningkatkan sirkulasi,  me-ngurangi terjadinya trombus terutama pada ektremitas ba gian bawah.
·         Observasi tanda vital, catat dan laporkan bila ada gejala sia-nosis, dingin pada kulit dan gejala perubahan status mental.
·         Kerja sama dengan Tim kesehatan :
à        Pemeriksaan laboratorium ; Hb, Ht
à        Pemberian cairan paren-tral, tranfusi darah bila perlu.
à        Pemberian obat.
à        Persiapan operasi bila perlu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar